Solusi Untuk Mengatasi Hama Resisten atau Kutu Kebal atau Resistensi Hama Bagaimana Cara Terampuh

Sering kita mendengar, kalau ada hama resisten atau kutu resisten atau bahkan kutu kebal, uda kiamat deh usaha hasil bumi lo...Profit you akan tergerus habis...Apa benar seperti itu ? 

Hama resisten, istilah ini sering didengar dalam dunia penyimpanan komoditas pangan terutama biji-bijian atau serealia seperti beras, jagung, katul, terigu, tembakau, kopi, pinang, kemiri, pala, dan lainnya. Tapi apa Anda tau apa itu yang dimaksud hama resisten atau mungkin ada juga yang sebut resistensi hama dalam bahasa ilmiahnya atau di lapangan banyak orang sebut "kutu bandel" atau "kutu kebal" ? Bagaimana cara mengatasinya ? Apa kalau hama resisten sudah selesai, tidak bisa ditangani lagi ?

 

hama resisten


Dalam dunia pasca panen terutama penyimpanan, hama baik itu serangga berupa rayap, kutu maupun hewan pengganggu seperti tikus sering menjadi momok bagi pelaku bisnis hasil bumi. Untuk membasminya, para petani cenderung menggunakan obat berupa fumigan atau insektisida. Penggunaan obat pestisida memang cukup efektif, namun ada beberapa jenis hama yang memiliki sifat resistensi hama. Lalu, apa yang dimaksud dengan resistensi hama, penyebab dan cara mengatasinya? 

1) Apa itu hama resisten atau kutu kebal atau kutu bandel ?

Resistensi hama bisa diartikan sebagai keadaan dimana biasanya dari hama yang tidak kebal terhadap pestisida menjadi didominasi hama yang kebal terhadap pestisida (hama resisten) dalam sebuah area penyimpanan hasil pertanian atau komoditas pangan. Untuk kasus di Indonesia, resistensi hama pertama kali diketahui pada tahun 1910 silam dan kemudian berkembang dari tahun ke tahun. Begitu juga fenomena yang sama terjadi di beberapa negara lainnya.
Beberapa hama yang memiliki sifat resistensi terhadap pestisida ini di antaranya adalah hama yang terdapat pada umbi kentang yakni phthorimaea operculella maupun ulat dari jenis spodoptera litura. Hama lainnya juga bisa ditemukan pada sayuran kubis seperti plutella xylostella dan crocidolomia pavonana. Tidak hanya itu saja beberapa kutu lainnya pun memiliki kekebalan pada pestisida di antaranya adalah kutu beras Rhyzopertha dan Cryptolestes. Anehnya, baik Rhyzopertha atau Cryptolestes yang memiliki sifat resistensi hama hanya terdapat pada komoditas pangan yang disimpan terlalu lama. Kalau pada komoditas baru apalagi yang baru panen, hama resisten ini hilang dengan sendirinya.

penyimpanan jagung


2) Penyebab terjadinya resistensi hama

Resistensi hama disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah efektivitas dari pestisida yang menurun, sehingga tidak mampu mencegah hama dan kurang tepat sasaran. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya bahan aktif yang kurang pada obat pestisida atau obat fumigan yang dipakai. Biasanya terjadi kelalaian ini karena banyak yang lebih mementingkan harga dibanding kualitas padahal hanya beda beberapa perak saja. Selain itu, faktor penyebab resistensi hama atau kutu ini adalah karena daya tahan hama atau kutu itu sendiri. Memang, beberapa hama dapat dibasmi dengan sekali penggunaan pestisida.
Akan tetapi, di sisi lain ada pula beberapa jenis kutu yang kebal terhadap obat fumigan. Akibatnya, kutu jenis ini akan terus berkembang biak membentuk sel dan gen baru. Kemunculan gen baru inilah yang juga mampu kebal dari serangan pestisida. Hal tersebut terjadi karena adanya adaptasi genetik akibat adanya tekanan lingkungan kutu berada. Jadi, secara teknis bila hama jenis ini ditekan maka tingkat resistensinya semakin tinggi. Banyak petani akhirnya mengganti pestisida mereka dengan jenis baru. Namun, penggantian pestisida baru justru dapat menyebabkan hama sebelumnya semakin resisten pada pestisida yang digunakan.

3) Cara efektif mengatasi resistensi hama

Setidaknya ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan hama resisten ini. Cara pertama adalah dengan menggunakan obat fumigan yang terpercaya dan telah teruji kualitasnya sehingga tepat sasaran dan cara kedua adalah dengan mengembangkan produk. Berikut penjelasan dari cara mengatasi hama yang resisten terhadap pestisida ini.
• Menggunakan obat fumigan yang tepat


tips memilih obat fumigasi

Menggunakan fumigan yang telah teruji kualitasnya dinilai mampu untuk mengurangi tingkat resistensi hama secara perlahan. Asalkan penggunaan tersebut harus berdasarkan waktu yang tepat dalam pengaplikasiannya. Semisalnya Anda dengan mengetahui perubahan hama yang menyerang tanaman. Anda pun perlu menghitung dan memperkirakan kepadatan populasi yang tepat. Kemudian, hindarilah menyemprotkan pestisida saat kondisi cuaca hujan ataupun berangin.
Penting pula bagi Anda untuk memperhatikan dosis pestisida yang diberikan. Anggapan pemberian pestisida dalam jumlah besar dapat mencegah hama, tidaklah sepenuhnya benar. Maka, Anda perlu menggunakan pestisida dalam jumlah sedikit. Harapannya, dengan penggunaan pestisida yang sedikit semakin sedikit atau berkurang juga resistensi hamanya.



• Pengembangan produk
Bila cara pertama berhasil untuk mengurangi resistensi hama, maka Anda bisa melanjutkannya dengan melakukan pengembangan fumigan baru. Penggunaannya pun haruslah diawasi secara ketat agar proses fumigasi lebih efektif dan dosisnya pun terkontrol secara akurat. Sebab bila dosis dalam jumlah terlalu besar maka dikhawatirkan akan muncul resistensi hama baru yang lebih besar. Pengembangan produk pestisida bisa Anda lakukan juga dengan teknik penjernihan atau saturasi. Tujuannya untuk memanipulasi sifat resistensi hama baik dari sifat biokimianya maupun secara genetik.
Berikut paparan kami mengenai ulasan singkat mengenai resistensi hama, penyebab dan juga bagaimana untuk pencegahannya. Semoga dengan Anda mengetahui tentang resistensi hama ini dapat melakukan langkah terbaik agar komoditas pangan yang tersimpan selalu dalam kondisi baik terutama dari segi kualitasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

singaraja シンガラジャ バリ島

Menjaga Kualitas Biji Kakao

Tips Penyimpanan Jagung Supaya Awet